Rahwana: Saat Pendekar Berkolaborasi Bersama Para Seniman

Sabtu (7/11/2015), PSHT ITB bersama beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) rumpun seni dan budaya serta komunitas-komunitas terkait menggelar sebuah pestas teater kolaborasi yang berjudul “Rahwana: The Untold Story”. Teater ini merupakan mahakarya kolaborasi dari unit dan komunitas yg ada di ITB, antara lain Studi Teater Mahasiswa (Stema) ITB, Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan (PSTK) ITB, Komunitas Musikal ITB (KMI), Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) ITB, dan Pangripta Swara Himpunan Mahasiswa Planologi (HMP) ITB. Pertunjukkan ini digelar di Teater Terbuka Dago Tea House.

Kolaborasi apik dari lima organisasi yang bergerak di berbagai bidang seni dan beladiri ini membuat Rahwana terbungkus dengan komplit. Gabungan aksi lakon, tarian Jawa kental, musikalisasi suasana, serta adegan-adegan beladiri diolah oleh organisasi dengan fokus studinya masing-masing. Pertunjukan yang diinisiasi oleh Stema ITB ini sekaligus merupakan pentas besar yang diselenggarakan Stema setiap tahunnya selain pertunjukkan teater kecil yang sering mereka adakan di dalam kampus.

Menurut Abdi Setia Prakoso (Manajemen 2016) selaku pimpinan produksi, pertunjukan ini dibuat sebagai sarana untuk membangkitkan kembali semangat bhinneka tunggal ika. “Indonesia yang punya potensi keragaman. Melalui Rahwana, orang-orang dengan latar belakang berbeda berkolaborasi untuk mewujudkan hal tersebut dalam wujud seni,” ujar Abdi.

Pencak silat bukan hanya sekedar beladiri, bukan hanya sekedar mempelajari bagaimana caranya menjatuhkan lawan. Namun , lebih daripada itu, pencak silat adalah budaya nusantara. Budaya yang tentu harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi-generasi penerusnya. Pencak silat tak hanya sekedar gerakan memukul atau menjatuhkan lawan, tapi pencak silat adalah seni. Seni yang dapat menghibur dan tidak melukai orang lain. (sandi)

sumber: www.itb.ac.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *